Semua Akan Jadi Sejarah

Secara kebetulan, saya baru saja menerima surat kabar lama yang memang saya beli. Saya memang kolektor berbagai dokumen yang masuk kategori “vintage“. Karena saya belum mampu mengkoleksi yang “ancient“. Dokumen yang saya koleksi berupa berbagai manuskrip, bahan pustaka, termasuk buku, majalah, dan koran. Dan ada pengkhususan di tahun-tahun dan topik-topik tertentu saja. Karena kalau tidak jadi spesialis, rentangnya sangat luas dan mustahil bagi saya. Baik dari segi tempat penyimpanan, biaya, maupun tenaga dan waktunya.

Foto yang saya unggah sebagai ilustrasi artikel ini adalah surat kabar asli “Angkatan Bersenjata”. Perhatikanlah tanggal terbitnya: 19 November! Sama dengan tanggal hari ini. Hanya saja, tahunnya adalah 1966. Tepat 56 tahun lalu!

Kita bisa lihat dari judulnya, bahwa di tahun 1966 di bulan November 1966, Presidennya masih Sukarno. Walau Supersemar yang diklaim sebagai penyerahan kekuasaan dari Sukarno kepada Suharto bertanggal 11 Maret 1966. Sehingga, kita sebenarnya sangat perlu meluruskan sejarah yang selama 32 tahun dibolak-balik oleh rezim Orde Baru.

Terlepas dari kontroversi seputar peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, kita bisa selalu belajar dari sejarah. Dengan menarik lebih jauh ke arah hikmah kehidupan, semua akan jadi sejarah.

Hampir semua pelaku sejarah yang dimuat di koran tersebut sudah wafat. Bisa jadi demikian pula dengan para awak redaksinya. Nama-nama pelaku sejarah akan dicatat sejarah. Sementara awak redaksi yang menuliskannya justru akan dilupakan sejarah, meski juga telah menjadi sejarah.

Menjadi sejarah di sini harus diartikan telah masuk ke “album kenangan masa lalu”. Karena setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita sudah menjadi masa lalu, sejarah. Walau sejarahnya dengan “s” kecil, bukan “S” kapital. Tidak semua orang punya kesempatan dicatat “Sejarah”. Bahkan jelas tidak semua raja, ratu, jenderal, atau orang besar masih bertahan namanya dalam sejarah hingga kini. Kita tidak tahu misalnya, siapa nama raja Babylonia kesepuluh. Atau jenderal yang memenangkan perang di masa Mesir Kuno.

Tidak perlu risau dengan itu. Satu hal terpenting, selama kita masih hidup, kita masih bisa mengukir sejarah. Minimal sejarah hidup kita sendiri. Walau cuma akan diingat dan dikenang orang-orang terdekat kita. Setidaknya, tinggalkanlah sejarah yang baik dan bagus dengan menebar manfaat sebanyak mungkin.

Tinggalkan komentar