Brand (Merek) dan Nama Usaha (1)

Hingga saat ini, tulisan saya tentang “Memilih Nama Usaha” masih jadi top posting atau yang paling banyak dibaca LifeLearner. Komentar yang saya terima pun paling banyak di sana. Dan itu membuat saya “terpaksa” menjawab pertanyaan dari para pembaca. Namun, perlu saya tegaskan di sini bahwa saya bukanlah ahli fengshui atau sebangsanya. Karena itu, sebenarnya meminta nama yang “hoki” dari saya salah alamat.

Walau begitu, saya cukup kompeten di dunia pemasaran (marketing) & pencitraan (branding). Terutama karena pengalaman kerja saya dan pendidikan non-formal yang saya pernah ikuti (silahkan membaca biodata saya di http://bhayumahendra.com). Saya juga banyak mengikuti pelatihan dan membaca sumber pustaka terutama buku. Nah, karena nama usaha itu merupakan bagian penting dari pencitraan produk yang diperlukan untuk pemasaran, maka tentu saja saya juga mempelajari hal ini.

Yang saya bingung, begitu banyak orang Indonesia tidak menghargai keahlian yang bersifat konsultasi. Jangankan saya yang ‘ecek-ecek’, para ahli yang gelar akademiknya ‘bererotan’ seringkali dimintai nasehat atau konsultasi ‘gratisan’. Hanya dokter saja saya rasa yang nasehatnya tidak pernah gratis (kecuali itu teman atau kerabat Anda tentunya). Ahli-ahli lain seperti psikolog, desainer interior, arsitek, desainer grafis, webmaster, marketer, atau bahkan astrolog, peramal atau ahli fengshui, seringkali dipandang sebelah mata. Apalagi kalau sifatnya nasehat yang ‘curcol’.

Namun di sini, karena memang sifatnya berbagi, maka semua yang saya tuliskan tentu saja gratis. Hanya saja, perlu saya tegaskan bahwa dalam kasus nama usaha tersebut, yang bisa saya berikan hanya saran alakadarnya. Dan tentu saja itu hanya nama usaha, bukan brand.

Untuk membangun brand, Anda perlu konsultan ahli. Karena brand tidak bisa dibangun cuma dengan bertanya “apa sih bagusnya merek buat usaha saya?” Dan, tentu saja tidak gratis. Ini karena konsultan akan bekerja mulai dari riset hingga melindungi merek yang dibuat secara hukum.

Kalau Anda pernah mendengar nama-nama seperti “IBM”, “Toyota”, atau “Sony”, semua itu bukan sekedar nama usaha, tapi brand. Kesamaan nama saja, akan berakibat tuntutan hukum. Anda mungkin masih ingat bagaimana perusahaan Sony di Jepang menuntut seorang blogger Indonesia bernama “Sonny-AK” karena dianggap menggunakan mereknya. Untungnya masalah selesai dengan “win-win solution”.

 

CATATAN TAMBAHAN: Mulai November 2013, saya menutup tanya-jawab permintaan nama sehubungan nama usaha, merek atau sejenisnya melalui blog ini, baik di artikel ini maupun artikel lain yang terkait. Pertanyaan atau permintaan konsultasi nama usaha hanya saya layani secara Profesional, dalam arti Anda harus siap menganggarkan sejumlah dana untuk itu. Ini karena saya menghargai intangible asset saya tersebut, yang saya dapat dengan tidak mudah. Sertifikasi internasional tentang merek yang saya miliki didapat dengan belajar dari Profesor asal Jepang dan biayanya tidak murah. Terima kasih.

 

Bagi yang berminat, sebagai ganti tanya-jawab di kolom komentar, silahkan simak presentasi saya berikut ini: